Senin, 25 Februari 2013

KLASEMEN SEMENTARA LIGA INGGRIS

Pertandingan Kandang Tandang Gol
P Ma M I K M I K M I K GM GK
Keterangan: P: Jumlah Poin    M: Jumlah Kemenangan    I: Jumlah Hasil Imbang    K: Jumlah Kekalahan    Ma: Total Main    GM: Gol Memasukkan    GK: Gol Kemasukan
1 Manchester United 68 27 22 2 3 12 0 1 10 2 2 64 31
2 Manchester City 56 27 16 8 3 10 3 1 6 5 2 50 24
3 Chelsea 49 27 14 7 6 7 4 2 7 3 4 55 30
4 Tottenham 48 26 14 6 6 7 4 2 7 2 4 44 30
5 Arsenal 47 27 13 8 6 8 3 3 5 5 3 52 30
6 Everton 42 27 10 12 5 6 6 1 4 6 4 41 34
7 West Bromwich Albion 40 27 12 4 11 8 2 4 4 2 7 38 36
8 Liverpool 39 27 10 9 8 7 3 4 3 6 4 49 34
9 Swansea City 37 27 9 10 8 5 6 2 4 4 6 38 34
10 Stoke City 33 27 7 12 8 6 6 1 1 6 7 26 32
11 Fulham 32 27 8 8 11 6 3 5 2 5 6 37 42
12 Norwich City 32 27 7 11 9 6 5 3 1 6 6 27 41
13 West Ham United 30 26 8 6 12 6 4 3 2 2 9 29 38
14 Newcastle United 30 27 8 6 13 7 1 6 1 5 7 38 48
15 Sunderland 29 27 7 8 12 4 4 5 3 4 7 29 36
16 Southampton 27 27 6 9 12 4 5 4 2 4 8 38 49
17 Wigan Athletic 24 27 6 6 15 2 4 7 4 2 8 33 51
18 Aston Villa 24 27 5 9 13 3 4 6 2 5 7 26 52
19 Reading 23 27 5 8 14 4 6 4 1 2 10 33 51
20 Queens Park Rangers 17 27 2 11 14 1 7 6 1 4 8 19 43

sumber:www.goal.com
 

Hasil Liga Inggris

HASIL & HASIL PERTANDINGAN LIGA INGGRIS
Minggu, 17 Februari 2013
Sabtu, 23 Februari 2013
Minggu, 24 Februari 2013
 
 sumber:www.goal.com

Senin, 18 Februari 2013

Meteor Rusia

METEOR JATUH DI RUSIA


Beberapa foto telah menggambarkan ledakan meteor Rusia pada Jumat (15/2/2012) lalu dari Bumi.
Satelit Meteosat 9 dan Meteosat 10 milik European Organisation for the Exploitation of Meteorological Satellite (Eumetsat) menyuguhkan potret meteor tersebut dari antariksa.
Meteor yang meledak di Rusia sejatinya merupakan asteroid. Terkonfirmasi, asteroid ini berbeda dengan asteroid 2012 DA14 yang lewat di atas wilayah Indonesia pada Sabtu (16/2/2013) dini hari. Saat memasuki atmosfer Bumi, asteroid pecah, membentuk bola terang disebut bollide.
Meteosat mengambil gambar meteor yang meledak di Rusia berbasis inframerah. Citra diambil pada Jumat lalu pukul 03.15 UTC atau sekitar pukul 10.15 WIB. Foto menggambarkan meteor saat memasuki atmosfer Bumi.
Sementara satelit geostasioner Meteosat 10 menunjukkan meteor sedang bergerak di angkasa. Tampak jelas ekor meteor tersebut. Dibandingkan citra Meteosat 9, citra Meteosat 10 kurang jelas. Sebab, Meteosat 9 mengambil persis di atas meteor tersebut..

Pada saat warga dunia mengkhawatirkan dampak melintasnya asteroid 2012 DA14 pada jarak terdekatnya dengan Bumi, Sabtu (16/2/2013) dini hari, sebuah meteor menghantam wilayah Chelyabinsk, Rusia, Jumat (15/2/2013) pagi.
Sekitar 1.200 orang luka dan kaca jendela lebih dari 4.000 bangunan hancur.
Jatuhnya meteor berbobot 10.000 ton (lebih dari muatan 1.000 truk) itu di luar perkiraan. Meski sejumlah lembaga penerbangan dan antariksa memiliki program patroli langit untuk memantau benda-benda asing yang berpotensi membahayakan Bumi, masuknya batuan antariksa berukuran 17 meter itu sulit dideteksi.
"Obyek berukuran belasan meter biasanya baru terdeteksi setelah mendekati Bumi. Ukurannya yang sangat kecil membuatnya sangat redup," kata Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, Minggu (17/2/2013). Kalaupun teridentifikasi, biasanya karena kebetulan.
Dosen Dinamika Benda Kecil dalam Tata Surya, Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) Budi Dermawan menambahkan, teleskop yang digunakan untuk patroli langit biasanya berdiameter 1-2 meter. Melalui teleskop sebesar itu, kemampuan mendeteksi benda berukuran belasan meter sangat sulit.
Meski demikian, para ahli memastikan meteor yang jatuh di Chelyabinsk dan asteroid 2012 DA14 adalah dua benda langit berbeda. Meteor di Chelyabinsk bukan pecahan asteroid 2012 DA14.
Jalur orbit kedua benda itu berbeda. Asteroid 2012 DA14 bergerak dari langit selatan ke langit utara atau dari bawah Bumi ke bagian atas Bumi. Adapun, lintasan meteor pada permukaan Bumi dari langit utara ke selatan. "Jika meteor di Chelyabinsk adalah pecahan asteroid 2012 DA14, lintasannya harus sama," ujar Djamaluddin.
Selain itu, jatuhnya pecahan asteroid harus sesudah asteroid itu melintas di dekat Bumi. Tidak mungkin pecahan jatuh lebih mendahului asteroid induknya.

Dibandingkan dengan asteroid 2012 DA14 yang berdiameter 45 meter, ukuran meteor yang jatuh di Rusia hanya kurang dari sepertiganya.
Meteor ukuran serupa pernah jatuh di langit Bone, Sulawesi Selatan, 8 Oktober 2009. "Namun, meteor ini jatuh di laut (Teluk Bone)," kata Peter Brown, Direktur Pusat Sains dan Eksplorasi Keplanetan, Universitas Ontario Barat, Kanada seperti dikutip Space.com, Sabtu (16/2/2013).
Tak ada data pasti berapa banyak asteroid di sekitar Bumi yang berpotensi mengancam kehidupan di Bumi. Makin kecil ukurannya, jumlahnya makin besar dan makin banyak yang tidak diketahui.
Djamaluddin memperkirakan, jumlah batuan angkasa berukuran belasan meter mencapai jutaan buah. Kemungkinan batu ukuran ini melintas dekat Bumi dan masuk atmosfer Bumi, sangat tinggi.
Sementara itu, asteroid berukuran 40-50 meter seperti yang jatuh di Tunguska, Siberia, Rusia, pada 30 Juni 1908, jumlahnya mencapai ratusan ribu buah. Kemungkinan melintas dekat Bumi sekitar 40 tahun sekali dan kemungkinan menumbuk Bumi 1.200 tahun sekali.
Asteroid berukuran lebih dari 1 kilometer, sebanyak 90-95 persennya sudah diketahui keberadaannya. Adapun asteroid berdiameter puluhan meter hanya sekitar 2 persen yang sudah diketahui.
Relatif Aman
Bahan dasar meteor adalah batuan di sekitar Bumi yang berasal dari asteroid, komet, ataupun pecahan keduanya. Benda-benda langit itu merupakan materi sisa-sisa pembentukan tata surya 4,5 miliar tahun yang lalu. Bersama Bumi, batuan tersebut bergerak mengelilingi Matahari.
Walau jumlah batuan, asteroid, komet atau pecahannya melimpah, tak selalu terjerat gaya gravitasi Bumi hingga masuk ke atmosfer Bumi. Salah satu pencegah sehingga benda tersebut tidak jatuh ke Bumi adalah kecepatan geraknya.
Budi menambahkan, ukuran batuan atau massa yang dimiliki benda itu juga sangat menentukan. Makin kecil ukuran dan makin lambat geraknya, berarti makin mudah batuan tersebut terjebak gravitasi Bumi.
Namun karena ukuran yang lebih kecil, batuan itu juga mudah terpengaruh gaya gravitasi benda-benda langit yang lebih besar. Planet, satelit, ataupun asteroid lain bisa menjadi penahan agar batuan tersebut tak terjebak gravitasi Bumi atau justru menjadi pendorongnya untuk masuk lingkungan Bumi.
Masuknya batuan antariksa ke atmosfer Bumi juga tidak selalu menimbulkan dampak bagi manusia.
Bumi memiliki atmosfer tebal dengan kerapatan bervariasi. Kerapatannya makin tinggi di permukaan Bumi. Partikel di atmosfer Bumi itu menggesek batuan yang masuk hingga sebagian besar habis terbakar. Tanpa atmosfer, wajah Bumi akan penuh kawah dan lubang seperti Bulan akibat hantaman asteroid.
Batuan yang habis terbakar itu biasanya berukuran beberapa mikrometer hingga beberapa sentimeter. Batuan inilah yang terlihat sebagai meteor atau bintang jatuh yang selalu terlihat setiap malam.
Kalaupun tidak habis terbakar, meteor tersebut juga belum tentu membahayakan manusia seperti yang terjadi di Chelyabinsk. Meteor tersebut dapat jatuh di laut. Terlebih lagi, dua pertiga wilayah Bumi adalah laut. "Jika jatuh di laut dalam ukuran besar, meteor ini bisa memicu tsunami," ujar Budi.
Selain itu, meteor dapat juga jatuh di gurun, hutan, danau, atau daerah lain yang tidak berpenghuni.
Berdasarkan data Masyarakat Meteorit (Meteoritical Society), ada 34.513 meteorit (meteor yang masih tersisa saat jatuh di permukaan Bumi) yang tercatat sejak tahun 2.300 sebelum Masehi. Data tersebut bersumber dari temuan batu meteorit atau kawah yang tercipta akibat tumbukan meteor.

Menurut Djamaluddin, ketika memasuki atmosfer Bumi, pada ketinggian 120 kilometer (km) dari muka Bumi, batuan antariksa tersebut mulai terbakar akibat bergesekan dengan partikel atmosfer. Pada saat itu, pecah tidaknya meteor sangat bergantung pada komposisinya. Batuan dengan kandungan logam yang tinggi akan lebih tahan dengan perubahan suhu yang terjadi hingga meteor tidak mudah pecah.
Pada ketinggian 20-30 km dari muka Bumi, gesekan dengan partikel udara yang makin rapat dan kecepatannya meteor yang semakin tinggi, menimbulkan gelombang kejut. Gelombang kejut inilah yang menghancurkan kaca-kaca jendela bangunan di Chelyabinsk, bukan akibat pecahan meteornya.
Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia memperkirakan kecepatan meteor di Chelyabinsk saat memasuki atmosfer Bumi minimal 54.000 kilometer per detik. Sementara itu, sejumlah sumber menyebut kecepatan meteor saat akan menghantam Bumi berkisar 20-30 km per detik atau 70.000-100.000 km per jam. Kecepatan yang jauh lebih besar dari kecepatan suara itu menimbulkan dentuman sonik yang terdengar seperti ledakan.
"Ledakan yang didengar masyarakat itu bukan suara meteor menghantam tanah, tapi akibat sonic boom (dentuman sonik) yang ditimbulkannya," katanya.
Ia juga menambahkan, "Munculnya korban dan kerusakan di Chelyabinsk bukan akibat langsung dari jatuhnya meteor, melainkan akibat dampak yang ditimbulkan saat meteor tersebut mendekati permukaan Bumi."(RIZKI DWI K)

Minggu, 17 Februari 2013

Kisruh PSSI

Dalam tulisan kali ini saya ingin menulis perihal kisruh yang masih melanda organisasi sepakbola kita (PSSI). Judul diatas terinspirasi dari kasus peretasan blog milik Presiden SBY beberapa waktu lalu oleh Wildan. Saya akan coba meretas kisruh yang melanda PSSI dengan cara memberikan pendapat dan pikiran saya terhadap indikasi-indikasi permasalahan yang ada. Mudah-mudahan apa yang bisa saya sampaikan bisa memberikan manfaat bagi kita semua, terutama PSSI, Menpora, KPSI dan stakeholder lainnya yang teribat langsung dalam kisruh ini.
Dalam kesempatan ini saya coba meretas kisruh yang melanda PSSI dari acara Talkshow Mata Najwa yang telah ditayangkan di salah satu tv Swasta. Dari pernyataan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin terlontar kata-kata “pembiaran”, dalam konteks ini yang dimaksudkan adalah Pemerintah melalui Kemenpora memberikan peluang terjadinya organisasi tandingan sebagai oposisi dari organisasi resmi yang diakui oleh FIFA dan Pemerintah sendiri.
Makna “pembiaran” ini jika ditelaah dan dikomparasikan dengan beberapa kasus yang mewarnai kisruh PSSI menyimpan pesan yang beragam tetapi semakin memperkuat fakta bahwa hal tersebut benar adanya. Saya rasa pemerhati dan masyarakat yang mengikuti perkembangan kisruh di PSSI ini mengetahui indikasi yang membuktikan bahwa “pembiaran” ini diberikan peluang untuk merongrong kinerja organisasi resmi yang diakui oleh Undang-undang di Negara ini dan FIFA tentunya.
Sudah banyak sekali indakasi pembiaran ini berlangsung semenjak kisruh ini terjadi yang ditandai dengan terbentuknya KPSI yang pendiriannya bertujuan untuk menyelamatkan sepakbola Indonesia. Tetapi seiring berjalannya waktu keberadaannya malah semakin mendorong iklim persepakbolaan Indonesia dalam krisis yang sangat mengkhawatirkan. Jika dirunut kronologis ini secara sistematis dari awal hingga sekarang, bisa dijadikan sebagai bahan skripsi atau tesis.
Indikasi “pembiaran” yang terkini dan bisa dilihat adalah pelarangan pemain sepakbola yang bermain di ISL untuk membela nama bangsa di ajang international dalam Timnas Sepakbola Indonesia (PSSI). Pemerintah (Kemenpora) seharusnya bisa menekan pihak-pihak yang melarang pemain yang dipanggil (PSSI) untuk bisa membela Tim Nasional. Pemerintah seolah-olah berpangku tangan dan tidak berani menindak pihak-pihak yang melarang pemain untuk main untuk Timnas. Semua kita tahu, organisasi (KPSI) yang melarang pemain yang ada di ISL, bukanlah badan organisasi sepakbola yang tidak diakui oleh FIFA yang merupakan induk dari sepakbola di dunia.
Fakta ini seharusnya bisa dijadikan oleh pemerintah sebagai dasar untuk memaksa KPSI untuk melepas pemain yang berkompetisi di ISL untuk membela Timnas. Bahkan fakta ini bisa dijadikan dasar bagi pemerintah untuk membubarkan organisasi ini. Secara logika, terbentuknya organisasi maupun lembaga-lembaga di Negara ini, baik pemerintah maupun swadaya masyarakat. Memiliki tujuan akhir untuk memberikan kontribusi dan manfaat bagi Negara dan bangsa Indonesia. Apakah akal sehat kita bisa menerima, tindakan yang dilakukan KPSI melarang pemain membela Timnas. Bagi elemen bangsa ini yang masih memiliki rasa nasionalisme tentunya tidak bisa mentolerir perlakuan ini. Seharusnya pihak berwajib bisa menindaktegas pelaku-pelaku yang memberikan pelarangan. Terutama pemerintah dalam hal menpora yang bertanggung jawab langsung terhadap dunia olahraga di tanah air.
Ketidak berdayaan pemerintah ini bukanlah menjadi rahasia umum lagi. Politik dan sepakbola dalam kehidupan masyarakat Indonesia semenjak dahulu adalah dua aspek yang tidak dapat dipisahkan. Aspek politis inilah yang menjadi faktor utama yang menjadi penghalang bagi pemerintah untuk bisa menekan KPSI agar tidak melarang pemain ISL untuk membela Timnas Indonesia. Indikasi pemerintah punya kepentingan tersendiri dalam kisruh sepakbola di Indonesia amatlah nyata.
Menpora yang sekarang dijabat oleh Roy Suryo, dalam memberikan sikap dan pandangannya dalam menginisiasi penyelesaian kisruh ini cenderung memberikan peluang dan celah semakin terjadinya “pembiaran” ini. Berdasarkan apa yang telah saya sampaikan diatas, saya yakin Menpora tidak akan berani membubarkan KPSI, meski secara sadar beliau tahu dan yakin jika KPSI dibubarkan pun Indonesia tidak akan dijatuhi sanksi oleh FIFA. Inilah indikasi utama bahwa aspek politis sangat kuat membentengi keberadaan KPSI dan memeliharanya sebagai sumber kisruh dalam sepakbola Indonesia.
Jangankan menpora, seorang presiden SBY pun tidak akan mampu melakukan tindakan pembubaran KPSI. Untuk bisa menekan dan memaksa KPSI untuk tidak melarang pemain membela Timnas. Saya yakin presiden pun tidak akan mampu memaksa KPSI. Aspek politis yang mengungkung para pemimpin bangsa kita ini, baik Presiden dan Menpora, telah membuat mereka menjadi tidak sadar bahwa tindakan pelarangan pemain membela Timnas adalah sebuah tindakan kriminal yang secara nyata ingin mempermalukan bangsa ini. Secara tidak langsung Presiden dan Menpora telah ikut memiliki andil untuk mempermalukan bangsa ini. Presiden dan Menpora bisa membuktikan mereka tidak membenarkan tindakan KPSI dengan cara berani menekan KPSI untuk melepas pemain ISL membela Timnas.
Ancaman Menpora terhadap PSSI, jika Timnas pada tanggal 6 Februari nanti dipermalukan oleh Timnas Irak. Adalah sebuah sikap yang tidak pantas dilakukan oleh seorang pejabat Negara terhadap PSSI yang resmi dan diakui FIFA. Saya yakin Menpora pada saat mengeluarkan pernyataan ini dalam kondisi berpikir yang tidak sadar. Saya sependapat dengan Ketua PSSI, penyelesaian kisruh di PSSI saat ini syaratnya adalah berpedoman pada Undang-undang olahraga. Dan Saya Tidak yakin, Menpora secara sadar mau memakai undang-undang ini sebagai pedoman dalam penyelesaian kisruh di PSSI. Insting saya mengatakan bahwa pedoman yang akan digunakan Menpora dalam penyelesaian kisruh di PSSI adalah deal-deal politik yang akan menguntungkan kelompok kepentingan tertentu, termasuk kelompok politik sang Menpora, Yaitu Partai Demokrat.
Saran saya buat pak Menteri berpijaklah dibumi dengan cara menyelesaikan kisruh yang ada dengan memakai undang-undang olahraga. Jangan berpijak pada kepentingan yang lain, karena hal itu akan semakin memperdalam keterpurukan prestasi sepakbola Indonesia. Bagi pembaca yang memiliki opini yang berseberangan dengan apa yang anda baca ini. Tidak ada gunannya anda menghujat tulisan ini apalagi bertindak sarkasme. Sadarlah dan berpikirlah secara sadar, bahwa banyak yang harus diperbaiki dalam kehidupan berbangsa kita. Berbeda pendapat itu adalah hal yang wajar, tetapi ingat janganlah bertindak yang dapat merugikan bangsa dan Negara. Salam